“Tentu saja boleh, tidak dibatasi waktu kok, Ti. Kamu boleh datang kapanpun ke saya seandainya butuh. Saya kan sudah menawarkan untuk menyelesaikan masalah di Rumah Pertiwi yang mungkin sekarang sedang ada beberapa masalah. Kamu boleh ambil tawarannya, kamu boleh tidak ambil. Saya bantu sebisa saya. Kamu juga bantu diri kamu sendiri ya, Ti. Pertemuan selanjutnya kita bahas mengenai strategi untuk mengatasi masalah dan mengurangi kekhawatiran kamu ya. Istirahat kamu ya”
cuplikan cerita sebelumnya dapat diakses di https://radityobimo.com/2019/09/27/tentang-pertiwi-bagian-2/
Dua minggu berlalu sejak pertemuan Pertiwi dengan pria yang mengaku bisa membantu menyelesaikan masalah juga dengan kekhawatiran yang mengikuti. Pertiwi pada pagi harinya sudah menelepon untuk menjadwalkan pertemuan kembali, tetapi kali ini Pertiwi meminta tempatnya di luar ruang pertemuan biasanya. Pertiwi mengajak pria tersebut bertemu di sebuah taman dimana terdapat kursi-kursi yang hanya bisa diduduki sendiri oleh pengunjung yang datang. Tepat berada di bawah jalan layang, di sebelah sebuah pusat perbelanjaan.
“Halo Pertiwi, senang bisa bertemu kembali. Kalau boleh tahu kenapa kita bertemunya disini?”
“agar aku bisa lebih mudah menjelaskan mas, tempat ini terikat erat dengan memori.”
Lanjutkan membaca “Tentang Pertiwi (Bagian Tiga)”